Minggu, 27 November 2011

puisi dan parafrase puisi Hampa

Hampa
Chairil anwar   
Puisi
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti







*    Parafrase
HAMPA
kepada Sri

(Kondisi sangat) Sepi di luar (sana).
(Kondisi) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.
Lurus kaku pohon (-pohon) an (disana).
(pohonan itu) Tak bergerak
Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut (ku),
Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me) renggut (nya
dariku)
Segala (nya hanya) menanti. Menanti. (Dan) Menanti (lagi).
(menanti dalam) Sepi.
(di) Tambah (lagi dengan kondisi saat) ini (,) menanti jadi
mencekik (malah)
Memberat (kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)
Sampai binasa segala (-galanya). (Itu pun) Belum apa-apa
(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik
(sorak)
Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada.
Dan (aku masih tetap) menanti.

*    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar