Kamis, 17 November 2011

Aku karya chairil anwar


Aku 
(Chairil Anwar)
*     Puisi
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari - lari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

*     Puisi dengan tanda baca
Kalau sampai waktuku…
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau…
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang ..!
Dari kumpulannya terbuang..!
Biar peluru menembus kulitku..!
Aku tetap meradang menerjang..!
Luka dan bisa kubawa berlari – berlari..
Hingga hilang pedih peri…
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi…
                                                                                             = Nada naik

                                                                                                 = Nada turun


*     Sinopsis
Puisi ini menceritakan tentang Aku hendak dijemput oleh sang Maha Kuasa untuk menjemputnya, maka ia tak mau seorang pun menguatkan,bahkan merayunya untuk kuat. Ia ingin sendiri, tak mesti ada yang menangisi, bersedih dan berduka lara karena perjuangan diakhiri dengan kematian merupakan bagian dari keniscayaan. Seseorang ini bersikap ³rendah diri´. Menganggap dirinya, tidak mempuyai arti apapun. Jika pun ia mesti pergi, jangan ditangisi karena iahanyalah ³binatang jalang´ sebagaimana pengakuannya. Ia menampilkan dirinya sebagai bagian dari kelompok terbuang. Segala luka fisik dan batin bisa ia hadapi sendiri. Akan ia bawa lari,menjauh. Pergi sampai tak seorangpun menemukannya. Ia mengutarakan asanya untuk hidup tak berbatas, sampai seribu tahun.





*      Pesan pengarang
 1.Wujud kesetiaan dan keteguhan hatiatas pilihan kebenaran yangdiyakininya. Hal ini tercermin melalui dua kalimat di awal puisitersebut, yakni ³kalau sampai waktuku ku tak mau seorang kan merayu´.
 2.Keberanian dalam berjuang meski pun banyak resiko yang akandihadapi. Termasuk resiko untuk kehilangan nyawa atau terlukakarena senjata musuh. Inilah yang digelorakan oleh Chairil Anwar,yang tersurat pada bait ketiga puisi tersebut. Chairil Anwar menuliskannya sebagai bentuk penghormatan pada parapejuangyangmembela bangsa ini hingga titik darah penghabisan.
 3. Semangat yang tak pernah padam. Sebagaimana dinyatakan melaluikalimat ³aku mau hidup seribu tahun lagi´. Hal tersebut adalah cermin dari betapa semangat Chairil Anwar untuk berjuang bersama bangsaini, tidak ingin dibatasi oleh waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar